PUISI



KAULAH YANG TERINDAH

Hilang.. Semua telah hilang dari hadapanku.. Setelah betapa bodohnya aku.. begitu saja meninggalkanmu.. Ntah apa yang merasuki pikiranku.. 

Yaa.. Aku sadar betapa bodonya diriku, Begitu mudahnya aku, menyakiti hatimu,, mungkin aku adalah orang yang paling bodoh yang pernah singgah dalam hidupmu.. 

Tapi.. Setelah aku menyadari kesalahanku.. Mengapa begitu cepat kau pergi dari hidupku? Semuanya seakan hilang begitu saja dari hadapanku.. Seandainya.. Kau tau sepi hati ini, telah hancur dengan 

kepergianmu.. Maafkan aku.. yang telah membuat hancur hatimu.. lukai perasaanmu.. Tak kuat raga ini melihatmu telah mendapat penggantiku.. Hancur hati ini.. 

Hancur berkeping-keping,, Aku tidak akan pernah melupakanmu,, Kamu yang telah memberi warna dalam hidupku.. Membuat hari-hariku bahagia.. 

Tapi, Aku belajar melupakanmu.. Tapi bukan berarti aku lupa kalau aku pernah sayang padamu.. Dan kamu pernah menjadi bagian indah dalam hidupku.. Semua itu karena “Kau Yang Terindah”

“ PERJALANAN ANAK MANUSIA “

Gerak dan diam mengandung arti dan makna Berjalan dan berhenti atas perintah Tuhannya Dalam meniti hidup ini, Banyaklah duri merintanginya Akibat tidak sukanya Iblis durjana

Cinta dan kasih pedoman hidupnya Walau cerca, sumpah serapah menerpa Tetap melangkah dengan hati tabah Dengan harapan Damai Sejahtera bagi makhluk semua

“ SANG BINTANG “

Kemerlip Bintang dilangit malam Pancarkan pesona sinari jiwa Bertabur cahaya, Bergetar rasa Gelora hati singkirkan Noktah Langkah kaki telusuri jalan Teguh menapak sibak belantara Segala aral warnai jejak Tak jadi soal bagi Sang Bintang Banyak suara harapkan datang Menanti sabda sebagai pengobat Bagi jiwa yang gersang

“ ANGAN DOMBA “

Jangan berkata, bila itu penghibur lara Tindakan nyata, itu yang bijaksana Karena anak manusia bukan badut boneka Yang selalu menjadi bahan tertawa

Cahaya pelangi semburat indah di awal pagi Setiap mata memandang, Menggantungkan angan Akankah pelangi selalu ada di pagi hari Yang memberi janji bahagia dihari ini

Cerita janji masa lalu bukanlah bualan Sudah tersurat dalam kitab pegangan Para domba riuh cerita kedatangan Di pelupuk mata si domba mengacuhkan

“ SANG GEMBALA “

Bergetar, Berdebar dan Tersadar Lamunan panjang Sang Gembala Saatnya tiba memberi makan domba – domba Akankah Seruling Gembala menggugah rasa si pencinta

Semilir angin menerpa Sang Gembala Terbuai, tersadar dan terbangun Menjelang sore, mentari mulai tenggelam Meliuk gemulai rimbun pepohonan Geliat Bumi, sambut Sang Gembala

Cakrawala yang indah kini sedang menangis Sedu sedan, pilu dan haru, bagai pengemis Sambut bahagia, Sang Gembala terjaga Dari kesendirian dan keheningannya



“ ALAM DAN ANAK MANUSIA “

Awan hitam dilangit kelam Bergerak lamban dalam tangisan Temali pengikat tak kuasa menahan beban Berderak, berdetak irama bumi berjalan

Kulintasi Cakrawala bersama angin Terlihat Gumintang bercahaya resah Rembulan tersenyum dengan keterbatasannya Akankah pijar – pijar cahaya singgah dihati Membekas dan membentuk menjadi puji – puji Tetapi mereka akan terus dengan janji setianya Walau manusia tidak menghargai keberadaannya

Kutebar benih – benih cinta ditiap masa Sebagai janji setia kepada Tuhan yang kupuja Bekerja keras dengan bergantung kepadaNya Karena kuakui aku hanyalah seorang hamba Yang tiada sedikitpun mempunyai daya Malu rasanya jikalau aku selalu meminta Bila dalam bekerja aku masih hitungan setengah

Anak manusia kini berduka Dalam sisi ruang hati terlihat luka Yang akan menghadirkan senyum yang patah Berharap nestapa berlalu dari hidupnya Agar mentari selalu senyum ceria Dan…Hilangnya derita ditiap mas

KEHIDUPAN

Guratan nasib terukir di dalam sebuah lembaran Sunyi, senyap, sedih, silih bergantian Menghiasi hari seperti mengolok Membuka sisi kelam di sebuah kehidupan

Tak punya arti jiwa ini tercipta Berkelumit dengan indahnya dunia fana Tertawa terbahak melihatnya Tangisan rintih jiwa menjalaninya

Kemanakah jiwa harus pergi Meninggalkan hari-hari yang sepi Menjalani hidup yang lebih berarti Mengusir rasa sedih yang ada di hati Tuk menjadi hamba yang lebih diberkati

Cinta datang membawa arti tenang jiwa hilang telah kembali pulang kenangan kelam tersibak oleh cahaya terang seakan surga yang tiba-tiba datang

mimpi… Apakah semua itu buah dari sebuah mimpi apakah semua yang telah kulalui ini hanya sebuah ilusi mimpikah jiwa yang ingin mempunyai arti

oh, sungguh pantaskah meratapi sebuah mimpi Kekosongan yang belum sempat dijalani

Namun akhirnya satu hal yang hamba sadari Jiwa dicipta bukan untuk bermimpi, jiwa dicipta untuk mengejar mimpi Membuat sebuah ilusi mempunyai arti Sampai datang panggilan ILLAHI











Nb : “ingatlah selalu”

1 komentar:

Fika Ridaul Maulayya mengatakan...

bagaimana cara membuat halaman komentar terlihat.....